Illiza Paparkan Konsep Database Kebencanaan Banda Aceh Pada Forum Asia Pasific

Illiza Paparkan Konsep Database Kebencanaan Banda Aceh Pada Forum Asia Pasific

Illiza Sa'aduddin Jamal saat menyampaikan presentasinya pada forum International Convention, Melaka, Malaysia
canindonesia.com - Melaka, Kamis (3/3/2016), Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menjadi salah satu panelis dalam acara 'The 2nd Asia-Pasific Urban Resilience and Adaptation/ 16th International Convention on Melaka Twin Cities' yang digelar di Equatorial Hotel, Melaka, Malaysia. Acara yang mengangkat topik Database Disaster Management ini berlangsung pada 2-4 Maret 2016.

Illiza tampil pada sesi kedua bersama Walikota Shimla City-Srilanka Prashant Sirkek dan Walikota Dhaka-Bangladesh Shakti Sigh Choudbury. Hadir pula perwakilan dari Kampung Cham-Kamboja, dan Matale City-Srilanka. Sementara Rajesh Sharma (UNDP) dan Monalisa Sen (ICLEI) bertindak sebagai keynote speaker.‎

Dalam presentasinya, Illiza memaparkan kepada forum terkait upaya-upaya Pemerintah Kota Banda Aceh dalam hal mitigasi bencana di Banda Aceh, terutama dalam penyusunan database kebencanaan.

"Berdasarkan pengalamanan saat gempa bumi dan tsunami 11 tahun lalu, kami mempersiapkan manajemen multi bencana yang terintegrasi yang melibatkan secara aktif peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana, termasuk regulasi, institusi, peralatan/perlengkapan, infrastruktur, unit darurat, dan kemudian membuat database dan aplikasi yang mengkombinasikan semua elemen tersebut," katanya.

Walikota yang menjabat dua periode tersebut menjelaskan, database ini nantinya akan dihubungkan ke masyarakat melalui aplikasi mobile dan emergency messaging sehingga memudahkan koordinasi dalam upaya pengurangan resiko bencana.

"Idenya adalah untuk mengumpulkan semua data terkait bencana dari berbagai institusi untuk membuat database bencana yang komprehensif, termasuk data spatial, peta, informasi, SOP, dan aplikasi," tambahnya.

Di tingkat lokal, Pemko Banda Aceh mendirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan mengarahkan konsentrasi pembangunan kota untuk menjauhi garis pantai serta melakukan penanaman tanaman bakau dan hutan kota pada area pantai.

"Kami juga membangun sistem peringatan dini tsunami yang berbasis teknologi canggih yang kami sebut Tsunami Early Warning System (TEWS), sehingga evakuasi  dapat dilakukan sesegera mungkin,” tambahnya.

Di akhir presentasinya Illiza mengajak seluruh daerah untuk mendukung pengembangan aplikasi serupa demi masa depan dunia dan generasi yang lebih baik dalam menghadapi bencana.

"Saya yakin Banda Aceh dan kota-kota lain yang rawan bencana harus didorong dan didukung untuk membangun database bencana masing-masing. Ide besar ini layak untuk didiskusikan dan saya berharap mendapat berbagai masukan dari peserta forum," pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Walikota Illiza mendapat apresiasi dari para peserta forum. Mereka menilai presentasi yang disampaikan Illiza sangat komprehensif sehingga mampu menjadi bahan pembelajaran bagi kota-kota rawan bencana lainnya di dunia. (jun/rl)

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget