Program Islamic Smart City Banda Aceh Minim Dukungan Pemerintah Dan Provider


canindonesia.com - (Banda Aceh)

Praktisi dan aktivis IT Aceh, Teuku Farhan menyampaikan rasa gembiranya atas respon positif masyarakat kepada kota Banda Aceh yang sedang menerapkan Islamic Smart City secara bertahap. Namun dirinya menyesalkan minimnya kontribusi pemerintah dan provider dalam pengembangan program itu. pernyataan ini disampaikan Farhan melalui pesan singkat hari ini, Sabtu, (26/8/2016) .
”Sebuah akselerasi dari masyarakat Aceh dan Banda Aceh khususnya, yang begitu antusias memanfaatkan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pemanfaatan TIK ini menghasilkan prestasi nasional seperti Best Champion Indonesian Digital Society dan terpilih menjadi kota percontohan Smart City bersama kota Bandung, Banyuwangi yang notabene populasi dan anggarannya lebih besar”.
"Yang menarik, akselerasi sejak 10 tahun lalu pasca Aceh bangun dari "tidur panjang" akibat konflik dan tantangan bangkit kembali setelah tsunami serta ujian kesabaran menerapkan Syariat Islam yang akan menjadi model bagi nasional, itu terjadi ditengah minimnya dukungan dan fasilitas dari pemerintah dan provider terbesar Indonesia" kata Farhan serius  .
Farhan menyesalkan provider terbesar di Aceh yang menurutnya masih minim kontribusi bagi komunitas IT di Aceh. Menurutnya  Provider sibuk dengan jualan paket internet bermodal traktir kopi sanger di warung kopi di Aceh. Padahal, menurutnya, ada dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang bisa dimanfaatkan untuk komunitas positif ini.

Telkom Jangan Monopoli

PT. Telkom sebagai perusahaan bonafit namun belum paham peta dan cara berkomunikasi dengan komunitas  IT. “ Kita berharap Semoga PT. Telkom tidak ikut monopoli dalam pengembangan aplikasi Smart City. Cukup jualan infrastruktur dan berikan  fasilitas ke publik, jangan sampai ikut jualan aplikasi.”
Farhan berharap Telkom memberdayakan pengembang lokal, jangan mematikan potensi dan kreasi pengembang lokal. Namun kesulitannya karena PT. Telkom masih tunduk ke Medan. Sehingga keputusan maupun kebijakan Telkom bagi komunitas di Aceh harus melalui persetujuan Medan.
“Semoga ini menjadi pondasi yang kuat karena masyarakat bergerak atas dasar kemauannya sendiri.  Inilah karakter kuat masyarakat Aceh yang perlu kita syukuri dan pelihara sehingga ekosistem smart city kelak diharapkan dapat berjalan sesuai dengan kearifan lokal di Aceh berlandaskan syariat Islam sehingga terwujudnya Smart City di Aceh akan menjadi bagian dari kembalinya Aceh sebagai Pusat Peradaban Islam Asia Tenggara” pungkas Farhan.


Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget