Lagi, Dua Pemuda Aceh Menjadi Imam Qiyamullail Di Bangkok Thailand


canindonesia.com(Perjalanan) Dua pemuda Aceh kembali mengukir prestasi mendapatkan kepercayaan menjadi imam shalat tarawih dan juga qiyamulail di kota Bangkok Thailand pada bulan Ramadhan kali ini. Dua pemuda itu adalah Abi Mas’ud Irhamullah dan Muhammad Sayuti. Abi Mas’ud Irhamullah adalah direktur pada lembaga Tahsisn-Tahfidz -Tafsir Alquran (LT3Q) di Aceh.

Kedua mereka diundang oleh Mr. Rangsan bin Khamson seorang imam dan khatib di kota Bangkok. Rangsan bin Khamson adalah seorang imam keturunan Jawa yang lahir dan besar di kota bangkok Thailand.

“Ini merupakan kali pertama kami ke kota ini untuk mengisi aktivitas sepuluh Ramadhan terakhir” kata Abi Mas’ud kepada CAN Indonesia, Ahad, (18/6/2017) melalui pesan pendeknya.

“kami akan berada di kota Bangkok selama sepuluh Ramadhan terakhir dengan berbagai aktivitas termasuk menjadi imam untuk shalat taraweh dan qiyamullail di beberapa masjid termasuk masjid KBRI, Masjid Jawa dan Masjid Indonesia” jelas abi Mas’ud.

Kedatangan mereka disambut antusias oleh masyarakat Indonesia di kota itu. 

“Tadi malam kami disambut hangat oleh Duta Besar RI untuk Thailand , bapak H.E Ahmad Rudi, dan juga dihadiri beberapa mahasiswa. Pak Dubes mengapresiasi kedatangan dua imam asal Aceh untuk tarawih dan qiyamulail disana. Karena selain menjadi imam kita juga mengadakan pelatihan menghafal alquran bagi anak-anak dan orang tua di Bangkok.”

“Pak Dubes mengatakan Syiar dan pelatihan Alquran ini sangat mereka syukuri. Bahkan beliau menjanjikan keikutsertaan anak-anak KBRI dalam pelatihan tersebut” kata Abi masud optimis.

Kenalkan Metode Elmas’udi

 Abi Masud menjelaskan kedatangannya ke kota ini selain menjadi imam juga mengadakan pelatihan menghafal alquran dengan metode ELMAS’UDI di waktu sore menjelang berbuka dan setelah shalat subuh, bagi anak-anak, remaja dan orang tua yang bertempat di masjid jawa. Program ini untuk mensyiarkan cara mudah menghafal dan mencetak generasi muda penghafal alquran.

Metode Elmas’udi menerapkan sistem tahsin ma'a tahfidz bi fahmi al ma’ani wal aayah, yaitu sistem menghafal terbaru yang lebih menonjolkan kualitas daripada kuantitas hafalan.

“Di metode ini, semua peserta wajib menghafal dengan irama, bacaan, makhraj, dan al waqf wa al ibtida’ yang sama yang dibimbing oleh muhafiz. Setiap juz yang dihafal wajib diujikan sebelum naik ke juz selanjutnya disertai dengan pemahaman dan hafal nomor ayat”
Metode ini mulai menarik minat kalangan muda di Aceh.

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget