ilustrasi |
canindonesia.com Lambaro - Sejumlah pedagang kecil di pasar Lambaro Aceh Besar mengeluhkan banyaknya rentenir yang beroperasi di sekitar mereka. Menurut para pedagang, rentenir ini menjalankan usaha haramnya dengan sangat leluasa. Bahkan terkesan mereka menjadi penguasa baru pasar tradisonal.
Menurut para pedagang kaki lima ini, mereka mendapatkan bantuan sejumlah uang dengan mudah namun akhirnya bukan solusi yang didapat, tapi merasa diperas dan membuat tidak tenang. Jumlah pengusaha lintah darat ini mencapai puluhan orang. Ada yang menggunakan lembaga koperasi, maupun perorangan.
"Awalnya banyak dari rentenir ini berasal dari Sumatera Utara. Tapi sekarang sudah ada yang dari Aceh," ujar salah satu korban bernama Razali yang berprofesi sebagai pedagang Sayur pasar lambaro Aceh Besar kepada awak media pada Rabu (2/3).
Menurutnya, rentenir ini beroperasi di pasar-pasar tradisional Aceh sejak belasan tahun lalu. Mereka sangat mudah ditemui di pasar Lambaro, Ketapang, Darussalam dan pasar tradisonal lainnya. Mereka memanfaatkan pedagang kecil yang kesulitan biaya hidup.
"Korban rentenir biasanya pedagang kecil yang kesulitan membiayai sekolah anak-anak mereka. Selain itu juga untuk biaya kesehatan. Akhirnya para pedagang kecil ini terus terjebak dan terikat dengan rentenir hingga ada yang harus rela melepaskan asset mereka," lanjut Razali.
Seperti diketahui, para lintah darat ini disinyalir memiliki modal yang sangat besar untuk menjalankan usaha haramnya. Menurut salah satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya, sejak tahun 2000 sejumlah rentenir memiliki dana yang didepositokan di bank hingga puluhan milyar rupiah yang berasal dari bisnis lintah darat ini. (mh)
Menurut para pedagang kaki lima ini, mereka mendapatkan bantuan sejumlah uang dengan mudah namun akhirnya bukan solusi yang didapat, tapi merasa diperas dan membuat tidak tenang. Jumlah pengusaha lintah darat ini mencapai puluhan orang. Ada yang menggunakan lembaga koperasi, maupun perorangan.
"Awalnya banyak dari rentenir ini berasal dari Sumatera Utara. Tapi sekarang sudah ada yang dari Aceh," ujar salah satu korban bernama Razali yang berprofesi sebagai pedagang Sayur pasar lambaro Aceh Besar kepada awak media pada Rabu (2/3).
Menurutnya, rentenir ini beroperasi di pasar-pasar tradisional Aceh sejak belasan tahun lalu. Mereka sangat mudah ditemui di pasar Lambaro, Ketapang, Darussalam dan pasar tradisonal lainnya. Mereka memanfaatkan pedagang kecil yang kesulitan biaya hidup.
"Korban rentenir biasanya pedagang kecil yang kesulitan membiayai sekolah anak-anak mereka. Selain itu juga untuk biaya kesehatan. Akhirnya para pedagang kecil ini terus terjebak dan terikat dengan rentenir hingga ada yang harus rela melepaskan asset mereka," lanjut Razali.
Seperti diketahui, para lintah darat ini disinyalir memiliki modal yang sangat besar untuk menjalankan usaha haramnya. Menurut salah satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya, sejak tahun 2000 sejumlah rentenir memiliki dana yang didepositokan di bank hingga puluhan milyar rupiah yang berasal dari bisnis lintah darat ini. (mh)
Posting Komentar