Mantan ajudan Presiden Soeharto, Anton Tabah |
canindonesia.com Jakarta - Dengan jumlah penduduk muslim terbesar, sangat wajar bila Indonesia membuat Perda yang melarang warung makan buka di waktu siang bulan puasa. Budaya menghormati orang yang berpuasa sudah berabad-abad ada di negeri ini tanpa ribut-ribut. Karenanya, aneh bila baru di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) permasalahan tersebut dimunculkan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan ajudan Presiden Soeharto, Anton Tabah pada Selasa (14/06) terkait protes beberapa pihak atas larangan bagi restoran atau warung makan yang buka di waktu puasa.
“Budaya ini sudah berabad-abad berjalan. Bila Ramadhan tiba yang punya usaha kuliner selalu menutup warung makan atau restorannya," jelas Anton seperti dilansir Intelijen pada Selasa (14/6).
Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat tersebut menyesalkan keributan terkait polemik menghormati bulan Puasa yang ternyata hanya terjadi di era Presiden Joko Widodo.
"Budaya ini sudah berjalan berabad-abad dengan penuh harmoni. Kenapa di era Jokowi ini malah jadi ribut-ribut?," tanyanya.
Disamping itu, Anton juga menyesalkan pernyataan salah seorang tokoh Muslim yang menyatakan bahwa orang berpuasa yang harus menghormati orang yang tidak puasa.
"Sangat janggal, konyol dan mengada-ada! Selama berabad-abad masyarakat Indonesia sudah akrab dengan slogan budaya hormatilah yang sedang berpuasa," tutupnya.
Posting Komentar